Jumat, 11 Desember 2009


PRO ECCLESIA ET PATRIA

Organisasi kemahasiswaan mulai bertumbuh di Jayapura, seiring kemajuan pengetahuan sebagai bentuk partisipasi dalam memberi nilai kepada masyarakat, terlebih dalam diri sendiri untuk membentuk jiwa atau karakter seorang pemimpin (leader) yang mempunyai tujuan yang jelas. Di Asrama Tauboria - Jl. Sosiri €“ Abepura - Jayapura Tampak sebuah papan nama bertulis Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) DPC Jayapura. Organisasi kemahasiswaan Katolik ini dibentuk 19 September 1963, dengan Semboyan spritual: Pro ecclesia et patria (Berjuang untuk gereja dan tanah air) dan semboyan Religius: Religio omnium cientiarum anima lagagama (Agama adalah jiwa segala ilmu pengetahuan). Adapun Visi PMKRI: ‘Terwujudnya keadilan sosial, kemanusiaan, dan persaudaraan sejati’, dengan Misi: ‘Berjuang dengan terlibat dan berpihak pada kaum tertindas melalui kaderisasi intelektual populis yang dijiwai nilai- nilai kekatolikan untuk mewujudkan keadilan sosial, kemanusiaan dan persaudaraan sejati’. Latar belakang berdirinya organisasi ini akibat dari perjuangan untuk membela masyarakat yang tertindas, dan memperjuangkan aspirasi mama- mama asli Papua yang saat ini menuntut tempat berjualan yang layak dengan jalur dialog dan lebih profesional. Organisasi PMKRI menganut sistem keanggotaan terbuka, yaitu PMKRI bisa menerima mahasiswa non-Katolik menjadi anggota. Masuk keanggotaan disaring melalui proses yang ketat dan harus tunduk dalam aturan yang ada. “Istilah Katolik harus dipahami sebagai prinsip- prinsip nilai etis- moral yang bersifat rasional, obyektif, dan universal,” kata Simon

Kaderisasi

Setiap kader harus memahami dan menjiwai nilai- nilai Katolik yaitu: cinta kasih, beriman, pengharapan dan kasih. PMKRI dengan segenap hati berperan aktif dalam membela ketidakadilan dengan melakukan proses dialog untuk mengembangkan pengetahuan, nalar, keterampilan, sehingga tidak ada kekerasan. “Kami selalu menyuarakan persoalan- persoalan yang terjadi di Papua,” kata ketua presidium ini.

Selain itu, membangun karakter mengacu pada tiga benang merah yaitu Kristenitas, sebagai anggota dan kader PMKRI harus rajin beribadah dan meneladani Yesus sebagai tokoh pemimpin. Intelektualitas, yang selalu mengedepankan intelek dan memecahkan suatu persoalan. Praterintas atau persaudaraan, ada nilai- nilai untuk persatuan. Karakter seorang pemimpin selalu ditekankan dan diterapkan sehingga siap menjadi estafet pemimpin kedepan. Adapun kegiatan yang dilakukan untuk membina karakter dan penerimaan anggota baru, juga diberi keterampilan pelatihanan jurnalistik dan analisis sosial (Ansos). “Tahun 2008 ada 99 anggota baru,“ kata Simon. Dengan visi misi yang jelas serta anggaran rumah tangga yang baik membuat PMKRI cabang Jayapura ini begitu diminati. Saat ini anggota yang masih aktif tergabung dalam PMKRI 500 orang. PMKRI tersebar di seluruh Papua dan 59 cabang ada di seluruh Indonesia, dengan pusatnya di Jogyakarta. Sedangkan untuk mewakili tingkat Asia bernama IMCS. Menurut simon Petrus Baru, menyongsong usia PMKRI ke 46 ini, diharapkan peran aktif dari semua anggota untuk terus berjuang membela amanat penderita rakyat (Ampera- red) sehingga terwujud masyarakat yang demokratis, adil dan makmur. Selain itu dukungan dari senior PMKRI dan perhatian dari pemerintah sangat diharapkan. “Walaupun minim dana, tapi kita tetap punya semangat, karena Yesus yang mengajarkan dan panutan utama kita,“ tandas Simon. (Jon/CR 7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar