Jumat, 11 Desember 2009


BLK Butuh Sentuhan dari Luar

Penciptaan lapangan kerja produktif perlu didukung oleh tersedianya tenaga kerja berkualitas tinggi, yaitu tenaga kerja yang kompeten sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Pengembangan kompetensi tenaga kerja menjadi salah satu kunci dalam rangka meningkatkan daya saing dan produktivitas tenaga kerja. Kompetensi dan produktivitas menjadi salah satu prioritas nasional penciptaan kesempatan kerja. Salah satu arah pengembangan dan penguatan kompetensi adalah dengan mewujudkan Balai Latihan Kerja (BLK) Papua menjadi lembaga pelatihan berbasis kompetensi. Di mana tujuan pelatihan menjadikan BLTKI Provinsi Papua sebabgi model dan pusat penyelenggaraan Diklat calon tenaga kerja/pencari kerja. Selain itu meningkatkan kualitas dan produktivitas instruktur dan tenaga kerja.

BLK yang beralamat di Jln. Pasifik Indah I Base G Jayapura mempunyai tugas pokok mengacu pada perumusan program pelatihan, pemagangan, kurikulum, dan kesiswaan serta pemasaran dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta tugas lain yang diberikan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Provinsi Papua.

Menurut Kepala BLKI Provinsi Papua Drs. Yan Piet Rawar melalui Kepala Seksi Pelatihan dan Pemagangan Kopong Payong Fransiskus, jenis pelatihan yang dilakukan di Balai Latihan Tenaga Kerja Industri (BLTKI) meliputi jenis Teknologi Mekanik antara lain: mesin produksi, las, plumbing, sheet metal. Jenis Otomotif meliputi: mesin bensin, mesin diesel, sepeda motor, motor tempel dan ketok duco. Jenis Listrik: Listrik industri, instalasi tenaga, instalasi penerangan, teknik, teknik pendingin, elektronik, dan mekatonik.

Jenis Bangunan meliputi bangunan kayu/batu, konstruksi, meubel/furniture, gambar dan rencana. Jenis tata niaga meliputi sekretaris, komputer, bahasa, pariwisata dan perhotelan. Jenis Aneka Kejuruan, meliputi jahit pakaian (Tata busana), anyaman rotan/bambu, masak memasak, ukir kayu. Jenis Pertanian: perikanan darat, peternakan, perkebunan, mekanisasi pertanian, prosesing, teknologi tepat guna. “Kita kekurangan instruktur. Sekarang hanya 17 orang saja, karena banyak yang sudah pensiun,” kata Kopong.

Dengan adanya kunjungan dari International Labour Organization (ILO) dan Unicef (12 November) diharapkan bisa membantu kembali BLK, karena sudah sekian lama ILO meninggalkan BLK. Dan sekarang mereka kembali lagi. Diharapkan dengan kunjungan dari Belanda ini bisa membantu peralatan-peralatan yang kurang di BLK. “Saat ini yang dibutuhkan peralatan yang baru, karena saat ini peralatan sudah stok lama,” kata Kopong.

Animo masyarakat terhadap BLK sangat tinggi hal ini terbukti ditahun 2009 melatih 1808 siswa. Sumber dana yang membiayai 1000 orang bersumber dari APBD, sedangkan yang 808 orang dibantu dari sumber dana APBN. Lulusan BLK saat ini on the job training di perusahaan dan instansi pemerintah selama tiga bulan. “Apabila menunjukan dedikasi dan prestasi yang baik, maka bisa diangkat jadi tenaga kontrak atau yang lainya. Kalau dikirim keluar negeri belum ada,” kata Kopong.

Menurut Mr. Paul Frame dari ILO, kedatangan Unicef, ILO, guna melihat fasilitas dan memantau perkembangan BLK. Setelah meneliti dan mengunjungi setiap bengkel di BLK, ternyata BLK butuh instruktur khusus didalam otomotif, las, teknik, dan mesin motor tempel. “Mungkin instruktur tahun depan akan datang,” katanya. Paul menambahkan mereka datang kesini supaya mereka mengerti ada gedung-gedung yang rusak. BLK Sudah maju, tetapi masih banyak yang perlu dibenahi dan ini sifatnya progress,”.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Papua, Ir Marthen Tangaran, MM, menyambut baik kunjungan dari ILO, Unicef guna memberi dukungan terhadap BLK. Ia menjelaskan, BLK masih kekurangan instruktur serta mesin yang digunakan sudah tua, butuh mesin baru sehingga mempermudah setiap siswa yang melakukan pelatihan. “Manajemen pengelolaan BLK perlu diperkuat dan dikembangkan, sehingga bisa memenuhi kebutuhan pasar,” kata Tangaran. Ia berharap guna mensukseskan pelaksanaan kegiatan kedepan, kondisi peralatan pelatihan perlu diadakan perbaikan.

Tidak hanya itu pengadaan mesin baru harus dilakukan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Selain itu kondisi bengkel perlu diadakan renovasi yang sesuai dengan kapasitas pelatihan. Kopong menambahkan, BLK sudah mendapat bantuan mesin dari Belanda, walaupun belum untuk semuanya. Kecemasan itu sudah bisa terjawab secara perlahan guna mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. “Kami berharap BLK bisa lebih maju dari sekarang dan perusahaan-perusahaan di Papua bisa menerima tamatan dari BLK,” kata Kopong. (Jon/R4)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar