Jumat, 11 Desember 2009


MENJELANG USIA KE- 21 TAHUN, MINUS BANTUAN PEMDA

“Sudah mencetak 1670 orang manusia yang berpendidikan, bahkan ada sebagai ketua DPR di pegunungan dan TNI- Polri”

Menjelang usia ke 21 tahun kita berpikir pasti usia yang sudah cukup matang, mapan dan fasilitas lengkap, namun tidak seperti itu yang dialami SMU Satria, yang bernaung dalam Yayasan pendidikan satria Jayapura (Yapisja), Jln. Tasangkapura- Abepura ini.

Sekolah yang berdiri tahun 1989 dan beroperasi tahun 1990 ini, terlihat jauh dari pikiran kita, padahal terletak di jantung kota Jayapura. Di mana fasilitas penunjang, alat praktek, alat peraga dan laboratorium tidak dimiliki. Semuanya serba terbatas. Ditambah dengan tidak adanya bantuan guru CPNS dan PNS yang dikirim untuk mengajar disekolah ini. “Guru semuanya swasta,” kata Efendi

Minimnya perhatian materi maupun moril pemerintah pada sekolah ini menimbulkan dampak diskriminasi terhadap pendidikan. Di mana sekolah swasta yang hampir berusia ke-21 tahun belum merasakan sentuhan dana dari Pemda. “Kita hanya dapat bantuan satu kali tahun 2006, untuk ruang kelas baru,” kata kepala sekolah ini. Segala upaya pendekatan dilakukan untuk menyokong kemajuan dan operasional pendidikan ini, namun sampai saat ini hanya sebatas janji, belum ada realisasi. Guru- guru yang ikut CPNS dari SMU Satria, tidak ada yang kembali mengajar di sekolah karena ditempatkan ditempat lain. “Saya sudah mengirimkan semua proposal kesemua pejabat yang ada di Papua dan pusat, namun tidak ada respon, dan guru- guru yang lolos tes saya minta kembali tapi tidak ada respon dari dinas,” kata Efendi.

Wakasek kurikulum mengatakan ada ada 148 orang siswa pada saat ini yang sedang mengikuti proses belajar mengajar. 99% putra/putri asli Papua yang berasal dari pegunungan. Dengan jumlah tenaga pengajar 19 orang, semuanya swasta. “Dari dulu tidak ada guru, CPNS apalagi PNS,” kata Hasan

Meskipun berada ditengah kota, ironisnya masih ada dinas P dan P yang belum mengetahui keberadaan SMU Satria. “Saya tidak tahu, tidak tahu atau sengaja tidak tahu,” sesal Kepala sekolah yang merangkap sebagai kepala yayasan ini. “Mengapa ada sekolah swasta yang tidak ada ijinnya bisa mengikuti ujian, mendapat bantuan dan guru PNS, sedangkan kami sudah mau 21 tahun tidak dapat apa- apa, padahal legal?,”

Biaya operasional minus dan kadang- kadang gaji guru terlambat diberikan akibat kurangnya dana. Dan itu semua bergantung dari SPP siswa setiap bulan. Walaupun keadaan seperti itu, namun nilai pengabdian tidak pudar ada yang sudah 20 tahun mengajar belum, namun belum diangkat menjadi PNS.

Prestasi

Walaupun tanpa bantuan dan sokongan dari Pemda, SMU Satria tetap berjalan dengan baik, bahkan acungan jempol dapat diberikan karena semangat dari guru yang mengajar bahkan pihak yayasan selalu memberikan yang terbaik bagi pendidikan. Hal ini terbukti menjelang usia ke-21 tahun sudah ada 1670 alumni yang tercetak. Dari alumni tersebut saat ini sudah ada yang menjadi ketua DPR di daerah pegunungan, TNI- Polri dan jabatan- jabatan penting di tanah Papua ini. “Ini suatu kebanggan kami,” kata Efendi

Visi: menyiapkan generasi muda terutama putra putri Papua yang cerdas, mandiri, dinamis serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berwawasan kebangasaan dengan menjunjung tinggi nilai perjuangan bangsa dan misinya: perluasan kesempatan belajar bagi putra putri Papua, menciptakan SDM yang berkualitas serta melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam meningkatkan prestasi siswa.

Sejak berdiri SMU ini terbuka bagi anak- anak yatim dan yatim piatu untuk menempuh pendidikan secara gratis dengan pembuktian surat keterangan dari camat, lurah atau RT setempat.

Kepala sekolah SMU Satria berharap kepada pemerintah supaya konsisten terhadap situasi yang berkembang mengenai tidak adanya perbedaan antara negeri dan swasta, kalau ada bantuan sesuaikanlah dengan porsinya. Berikanlah guru- guru negeri supaya SMU Satria juga bisa berjalan sesuai dengan harapan, sama dengan sekolah lain dari segi kualitas dan kuantitas. “Sepertinya kita di anak tirikan. Tapi saya tetap optimis SMU Satria akan menjadi barometer pendidikan di kota Jayapura, walaupun tanpa bantuan,” tegasnya. (Jon/CR 7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar