![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiu5hj_QSGBRD2K8r6oPLKa3uJ3CHvxcYTqaeByifudUUr58NwEbATToqJzOcVsXN2V8olhn7nTMxuVlCvyaGN_JupFDvNgVCmvMIn3d3zirNOrDmeMlzYBPebW4TFSzokA3tJdT5w-rEA/s320/Bangunan+SMP+3+Jayapura.jpg)
DISIPLIN KUNCI KEBERHASILAN
Pendidikan bagi generasi muda adalah masa depan sebuah bangsa. Begitu banyak permasalahan dalam dunia pendidikan yang dihadapi, mulai dari permasalahan kekurangan bangunan sekolah, kesejahteraan guru, metode pengajaran, kualitas guru dan masih banyak lagi, yang semuanya itu membuat kualitas pendidikan tetap rendah. Sebagai ujung tombak pendidikan, saat ini, begitu banyak guru-guru yang masih sangat lemah kemampuan mengajarnya, menggunakan metodologi pengajaran komunikasi satu arah, memperlakukan siswa sebagai objek yang harus diisi dengan pengetahuan, ditambah guru-guru sendiri tidak tahu bagaimana harus berkembang.
Dimana Kebodohan adalah musuh utama manusia, sumber dari malapetaka dan kesengsaraan. Oleh sebab itu kebodohan harus dilenyapkan dalam diri manusia melalui pendidikan. SMP Negeri 3 Jayapura hadir ditengah kemelut pendidikan dan memberi secerah pengharapan guna memajukan pendidikan. Sekolah yang beralamat di Jalan Ardipura-Jayapura Selatan, Provinsi Papua ini memang tampil beda dari sekolah lainnya.
Sejarah
Sejak berdiri tahun 1970 dengan nama SMP Negeri 2 Jayapura sudah memberi kontribusi yang luar biasa bagi pendidikan di kota ini. Pada tahun 1984, SMP ini diganti namanya menjadi SMP Negeri 1 Jayapura Selatan karena letaknya berada di distrik Jayapura Selatan. Tahun 1994 diubah lagi menjadi SMP Negeri 3 Jayapura Selatan. 10 tahun kemudian, tepatnya tahun 2004 diubah kembali menjadi SMP Negeri 3 Jayapura hingga saat ini.
Walaupun baru dilantik 2 Oktober 2009 lalu, Drs. Clifrord Korwa, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Jayapura siap mewarnai sekolahnya. Didampingi Wakil Kepala Sekolah Mokodopit Jermia Baris, S.Pd dan dewan guru yang berkualitas serta telah lulus sertifikasi guru semakin meringakan langkahnya untuk memberi yang terbaik bagi dunia pendidikan, khususnya bagi SMP 3.
Perhatiannya pada dunia pendidikan tidak diragukan lagi, sehingga dalam mengawali tugasnya yang paling utama diterapkan adalah penanaman disiplin siswa dan guru. “Karena saya pikir dengan disiplin bisa membentuk guru dan siswa menuju kepada tujuan yang kita inginkan menjadikan sekolah ini sekolah yang berkualitas,” kata Korwa
Clifrord Korwa bersama dewan guru siap melaksanakan visi misi sekolah yang telah dicanangkan.
Dengan visi : Dalam menyelenggarakan proses pendidikan yang mengacu pada sistem pendidikan nasional dengan pola pemberdayaan seluruh peserta didik akan menghasilkan lulusan yang unggul dalam berbagai prestasi berdasarkan iman dan taqwa.
Misi : Untuk terwujudnya visi dan misi yang dimaksud dilaksanakan :
- Pembelajaran dan bimbingan secara efektif yang mendorong siswa berkembang secara optimal dengan potensinya.
- Menumbuhkan semangat kebersamaan secara intensif kepada seluruh warga sekolah
- Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi-potensi dirinya sehingga berkembang secara optimal
- Menumbuhkan penghayatan seluruh warga SMPN 3 Jayapura untuk menghayati agama yang dianut dan diimani menjadi sumber kreatif dalam bertindak
- Manajemennya partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan kelompok terkait dengan sekolah
Tidak hanya Visi Misi, tetapi SMP Negeri 3 pun mempunyai tujuan yang mulia yaitu: Dalam jangka waktu 4 tahun kedepan :
- Lulusannya mencapai nilai rata-rata STL meningkat dari 0,5 menjadi 1,0 setiap tahun
- Lulusannya 60% dapat melanjutkan ke SMA/SMK yang terbaik setiap tahun
- Memiliki Tim olahraga minimal tiga cabang dan menjadi peserta PON
- Memiliki siswa yang tampil dalam lomba-lomba keagamaan di tingkat kota dan provinsi
- Lulusannya memiliki kepekaan sosial yang tinggi dan peduli terhadap pelestarian dan kebersihan lingkungan.
Dewan Guru dan Murid
Tahun pelajaran 2009/2010 SMP Negeri 3 Jayapura sudah memiliki 58 orang tenaga pengajar, terdiri dari 35 guru tetap dan 23 guru tidak tetap. Di lihat dari kualifikasi pendidikan, sebagian besar guru SMP Negeri 3 Jayapura adalah tamatan Strata satu (sarjana), yakni 1 orang S2, 45 orang S1, Diploma II, 2 orang, Diploma 1 dan sederajat 7 orang. Dari ke-35 guru PNS tersebut ada dua orang yang telah selesai belajar Bahasa Inggris di Australia. Di mana sebelum ke Australia ditraining selama tiga bulan di Bali.
SMP Negeri 3 Jayapura memiliki siswa 1446 orang dengan klasifikasi kelas VII ada 10 kelas, kelas VIII ada 9 kelas dan kelas IX ada 8 kelas. Dimana kelas VII putranya berjumlah 205 siswa, putrinya 234 siswi. Kelas VIII putranya berjumlah 184 siswa, putrinya 203 siswi, dan kelas IX putranya berjumlah 162 siswa, sedangkan putrinya ada 155 orang. “Putra daerah ada 551 orang, sisanya pendatang,” kata Korwa.
Sekolah Berstandar Nasional
Menurut Drs. Clifrord Korwa, M.Pd, dengan status sebagai sekolah berstandar nasional berarti tanggungjawab dari pemerintah yang diberikan kepada sekolahnya wajib dipertahankan, serta menjadi beban yang harus dipertanggungjawabkan. Ia mengaku syarat mendapatkan sekolah berstandar nasional bukanlah hal yang gampang, tetapi harus dilihat dari semua lini. Baik itu atministrasi, rencana persiapan pembelajaran (RPP), Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP) tersendiri dan bidang-bidang yang diunggulkan lainnya, seperti Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris. “Mulai saat ini setiap guru yang masuk kelas khusus mata pelajaran IPA harus bisa mengajar menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris,” kata Korwa.
Selain itu SMP 3 memiliki fasilitas yang mendukung, sehingga layak menjadi sekolah bertaraf nasional yaitu memiliki fasilitas laboratorium IPA, laboratorium komputer, laboratorium bahasa dan sarana-sarana olahraga lainnya yang mendukung. “Kami juga memiliki 7 unit komputer multimedia, sehingga siswa/i bisa mengakses informasi tetang pelajarannya yang dibutuhkan,“ kata Korwa
Konsep mengembangkan SMP 3 lebih maju, yang pertama mendisiplinkan siswa dalam masuk sekolah, disiplin dalam berpakaian, disiplin dalam menyapa/ bergaul dengan teman sesama dan disiplin belajar di dalam kelas. “Saya anjurkan kepada bapak ibu guru agar memberi PR untuk anak. Jadi tidak ada jam untuk bermain lagi, karena tantangan sekolah berstandar nasional. Kemudian untuk bapak ibu guru mereka sudah mengerti maksud saya, dan guru sudah siap,“ katanya.
Selain mengutamakan disiplin, di sekolah ini juga menambahkan struktur kurikulum. Di mana kurikulum SMP hanya 32 jam di tambah menjadi 36 jam khusus penambahan mata pelajaran ujian nasional. Tidak hanya itu ada tambahan les lagi untuk sorenya selama 2 jam guna mencapai hasil yang maksimal. Tidak hanya itu kegiatan ekstrakulikuler pun diadakan guna mengali kemampuan siswa. Kegiatan ini difokuskan pada kegiatan yang dipertandingkan baik tingkat provinsi maupun tingkat nasional, seperti karate, pencak silat, atletik, tenis meja, dan seni. “Guru-guru olahraga juara dunianya ada di SMP 3, dan saya sendiri pelatih karate di PON Kaltim lalu,“ bangganya.
Menurut Wakil Kepala Sekolah Mokodopit Jermia Baris, S.Pd, siap bergandeng tangan dengan dewan guru melaksanakan program yang telah dicanangkan, guna memajukan SMP negeri 3. Selaras dengan keinginan Kepala Sekolah, Waka Kepsek ini juga mengutama penanaman disiplin siswa. Tidak hanya itu guru-guru juga harus memberi contoh yang baik. Sebab dengan penanaman disiplin yang sudah dicanangkan lewat visi misi, lambat laun pasti tercapai. Tidak hanya di dalam sekolah, tetapi stakeholder lainnya seperti orangtua siswa maupun masyarakat harus mendukung. “Ketiga pilar ini yang menentukan keberhasilan sebuah sekolah,“ kata Baris.
Prestasi
Tahun 2008 ada tiga siswa yang mengikuti PON di Kalimantan Timur mengikuti bidang renang, karate dan yudo. Untuk putri yang mewakili renang mendapat juara dua dan karate mendapat juara harapan. Sedangkan untuk guru ada mantan atlet nasional.
Pengontrolan
Jumlah siswa 1446 orang bukanlah hal yang mudah dalam pengawasannya. Oleh sebab itu, selaku kepala dan wakil kepala sekolah ada kerjasama yang baik antara dewan guru. Di mana setiap guru dilibatkan piket, sehingga untuk mengontrol anak-anak tidak terlalu sulit. Setiap harinya ada enam guru tetap atau tidak tetap yang piket. Selain karakter dan latarbelakang keluarga yang berbeda sehingga harus pandai-pandai mengakomodir.
Bahaya kemajuan teknologi juga diantisivasi SMP 3. Setiap anak yang membawa handphone harus dititip dipenjagaan atau guru yang piket. “Dari jauh orang tidak perlu lihat lokasi lagi, tetapi dari penampilan dan gaya bicara, dan kemampuan orang akui. Saya telah buktikan itu dengan jam enam pagi saya sudah berdiri di pintu masuk. Saya harus ketemu dengan guru dan siswa. Kerja saya tidak mau bicara banyak, tetapi saya buktikan dulu. Bicara sedikit tetapi memberi contoh yang banyak,“ kata Korwa. (Jon/R4)
jadi, ini lah sekolahku yg dulu: )
BalasHapus