Jumat, 11 Desember 2009


BERPRESTASI TANPA FASILITAS PENDUKUNG

Menyabet mendali perunggu, pencetak atlet bagi Timnas, ironisnya belum memiliki lapangan yang berstandar di Papua

Fasilitas minim tidak menjadi alasan untuk tidak berprestasi, malahan menjadi pencetak altlet Timnas. Kata itulah yang terungkap dari wakil ketua umum Softball Papua, Ir. Tulus Sianipar, MM. Permainan Softball yang diciptakan oleh George Hancoc di kota Chicago tahun 1887, Amerika Serikat ini mulai bertumbuh di Kota Jayapura. Meskipun permainan ini belum begitu populer di telinga masyarakat, namun Tim Softball Papua sudah menyumbang dua mendali perunggu dan satu perunggu dari mengikuti Sea games serta yang paling membanggakan menjadi pencetak atlet Tim nasional. Prestasi yang dialami Tim Softball Papua ternyata tidak diikuti dengan fasilitas yang memadai, bahkan nyaris tidak ada perhatian. Lapangan untuk latihan di kantor dinas Otonom, Kotaraja, Jayapura bukanlah tempat lapangan yang layak, apalagi pada saat diguyur hujan lapangan menjadi becek dan latihan pun tidak bisa dilakukan. ”Ya inilah keadaan kita sekarang ini lapangan tidak ada standarnya,” kata Tulus. Walaupun fasilitas tidak memadai, namun Tim Softball Papua bisa berprestasi, bahkan tidak bisa dipandang sebelah mata oleh tim lain dan menjadi momok bagi lawan tandingnya. Tahun 2004 merebut mendali perunggu PON XVI di Palembang, dan PON XVII di Kalimantan Timur, serta saat Sea Games Asia tahun 2005 di Filipina. ”Semuanya diraih Softball putri, kalo putra hanya masuk delapan besar saja,” kata Tulus. Apresiasi patut diberikan dimana dengan berbagai tantangan fasilitas yang minim, namun dapat menoreh prestasi gemilang, ini bentuk kerja keras pihak manajemen dan perjuangan atlet yang berjuang dengan fasilitas seadanya. Tulus mengakui Softball merupakan sebuah permainan yang membutuhkan peralatan yang cukup mahal, apalagi belum ada sponsor yang bersedia membantu. Ini menjadi tantangan dan kendala yang dihadapi. ”Kami berharap pemerintah dapat memperhatikan dan membantu kami dalam fasilitas dan pembuatan lapangan yang berstandar, sehingga Tim Softball Papua bisa lebih maju lagi,” harap Tulus. Hal senada juga diungkapkan Desy, Rahel, Gelda dan Robeca yang menjadi Tim senior Softball di Papua yang masih produktif. ”Kami berharap semoga ada perhatian pemerintah untuk lapangan permainan,” ungkap Desy. Untuk mempopuler dan memperkenalkan Softball di Papua, pihak Softball sudah mengadakan kerjasama dengan pihak sekolah di Jayapura untuk menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib sekolah, sedangkan untuk di daerah dikirim instruktur guna melatih guru olehraga yang ada. Setiap tiga kali seminggu diadakan latihan di Kantor Dinas Otonom, Kotaraja. Para junior berlatih didampingi seniornya dengan melakukan latihan dasar, lempar tangkap, sampai game. ”Peralatan yang kita gunakan saat ini masih yang lama, sehingga pada saat lempar tangkap ada pemain junior yang mengeluh saat menangkap bola karena menimbulkan rasa sakit,” kata Gelda. Kedepan pihak Softbal Papua mempunyai agenda sesuai Program Pengprov Perbasasi mengikuti program perbasasi pusat Jakarta akan merekrut atlet persiapan kejurnas yang nanti menjadi cikal- bakal atlet PON. Kedua mengadakan pertandingan antar daerah untuk menjaring atlet- atlet yang dipersiapkan memperkuat atlet daerah. ”Kita masih berpikir bagaimana bisa membangun lapangan yang standar dan mencari atlet, karena selama ini yang dikirim hanya atlet senior, sedangkan juniornya belum matang,” kata Tulus. Tulus mengingat, sejak diseriusi kepengurusannya yang pada saat itu masih dibawah naungan Departemen Kesehatan dan Kehutanan tahun 1996 Tim Softball mulai ada perhatian mulai dari kelengkapan fasilitas dan saat ini sudah dibawah KONI, Tulus berharap ada perhatian khusus bagi Tim Softball Papua, apalagi bakat alami yang dimiliki putra- putri Papua luar biasa, tinggal membutuhkan polesan dari sang kreatornya. Dan untuk mengasah kemampuan diadakan latihan di Jawa atau di kalimantan karena lapangan memiliki standar, sekaligus ada lawan tanding. ”Kebanggaan kami Softball Papua selalu mengirim atlet ke Timnas dua kali berturut- turut dan taget setidaknya bisa mempertahankan peringkat,” Tandas Tulus. (Jon/CR 7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar