![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCIgBf7nNM6MC0kENptnMurxVo77-d5DIcTc3BUDOJtA4SfmONMyJEQSHR1tSi0VSCoqFPwQkUNSB212UKRMv8HC6j9PgAEe4AgtiAknCBwotEvJXpGxPJgZuXpa92byBLmwAyVQWwrfg/s320/IMG_2058.jpg)
BERANI BERSAING DI DUNIA KERAJINAN ROTAN
Tanah Papua dikenal dengan sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Maka tidak salah dijuluki sebagai ‘Tanah yang diberkati’. Usaha bisnis terus mengeliat dan tampak persaingan disemua sektor usaha dengan memanfaatkan kekayaan SDA yang melimpah ruah.
Karman, pemilik Pengerajin Rotan Papua yang berada di Komplek hotel idaman entrop, sudah 10 tahun menekuni usaha ini. Tahun 1985 hijrah ke Jayapura untuk bekerja di saudara iparnya. Selama 4 tahun bekerja, hasil yang didapat ditabung, setelah merasa modal cukup serta melihat peluang pasar yang terbuka akhirnya berhenti dan membuka usaha sendiri.
Tahun 1989, bermodal dana awal Rp 15 juta, Karman membuka usaha sendiri di belakang mesjid raya, Jayapura. Tempat kontrakannya di sulap menjadi tempat usaha pengerajin Rotan. Pada saat itu Karman memiliki tiga karyawan, sehingga usahanyapun berjalan dengan lancar. “Usaha ini kita tekuni turun temurun,” kata bapak berdarah Gorontalo ini.
Merasa tempat sudah tidak memungkinkan akhirnya tahun 1992 pindah ke daerah entrop, tepatnya di tikungan gerbang Jaya asri. Di sinilah usahanya mulai bertambah maju, dan karyawan pun bertambah pula menjadi 10 orang.
Usaha yang digarap ini bahan bakunya bersumber dari alam Papua sendiri, seperti Rotan menjadi kebutuhan utama karena semua jenis kursi, ataupun produk lainnya menggunakan Rotan. Selain menjual kursi ada juga keranjang, simpai, dan rak tempat koran. Ada juga yang didatangkan dari Gorontalo, seperti kree, karena terbuat dari pelepah enau (Pohon aren- red).
Pengerajin Rotan Papua ini dipasarkan diseluruh Papua, baik itu Sarmi, Timika, manokwari, bahkan di Sarmi dibuka cabang untuk mempermudah produksinya. Harga satu set kursi bervariasi, tergantung kesulitannya, dengan nilai jual berkisar antara Rp1juta sampai Rp 7,5 juta, sehingga Karman dapat mengantongi keuntungan Rp 20 juta/bulan. Apalagi menjelang hari Natal dan Lebaran, merupakan musim ‘panen’ karena sangat dibutuhkan oleh konsumen, sehingga keuntungan ratusan juta. “Usaha ini sifatnya musiman,” jelas Karman.
Proses pembuatan
Kualitas dan tehnik pengolahan bahan baku sangat penting sehingga hasil produknya memuaskan hati konsumen. Untuk mendapatkan kualitas yang baik, Rotan yang ada harus di rebus terlebih dahulu sehingga lebih awet dan hasilnya putih dan mengkilat. Adapun prosesnya rotan direbus selama 2- 3 jam, air rebusan tersebut dicampur minyak tanah sebanyak 15 liter dengan jumlah rotan sekali rebus 150 batang. Setelah melalui proses pertama rotan direbus kembali selama satu jam sehingga meresap, setelah itu dijemur. Proses inilah yang membedakan produk ini lebih tahan lama dan kualitasnya lebih terjamin. “Semuanya demi kepuasan pelangan,” kata karman.
Selain menjaga kualitas produknya, kesejahteraan karyawan tidak dilupakan. Fasilitas disediakan seperti tempat tinggal, makan dan biaya kesehatan selama sakit ditanggung sepenuhnya. Landi, karyawan Pengerajin Rotan Papua yang dikontrak selama enam bulan ini, merasa betah dan nyaman dengan pekerjaan ini, apalagi fasilitas disediakan. “Kita tahunya kerja saja, karena makan minum sudah disediakan,” kata Landi bagian perancang kursi.
Pekerjaan membuat kursi yang terbuat dari rotan ini membutuhkan kesabaran, selain dikerjakan oleh tangan yang ahli, juga dibagi dalam bagian khusus, seperti bagian perancang, anyam, pengikat dan bagian pasang jok. Masing- masing pengerjanya punya bagian tersendiri.
Dari usaha ini pada tahun 2006 Karman bersama dua orang temannya dipercayakan untuk mewakili Papua ke pulau Jawa (Cirebon) untuk melakukan studi banding dibiayai langsung oleh KADIN Papua. Studi banding yang dihadiri oleh seluruh provinsi Indonesia tersebut memberi kontribusi dan wawasan baru bagi dirinya. “Saya mewakili dari pengerajin Rotan dan kedua teman mewakili pengerajin kayu dan pengerajin kulit dan yang jelas persaingan pasti ada, tetapi mutu tetap akan dipertahankan,” jelas bapak beranak enam ini. (Jon/CR 7)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar