![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixeeMv8ofWy2PqIiJD-RQpYYrvCpewfqWQLCiwIpqN-HNkGSOY6WQFx7I4e_INXYV0_GW5ir-8hgRWJTXMujmNbY-8hoT6jcybJE7Y9L6zMMLCuoO69JAoeAWpa4pajWtiAsPSZTZ4xyw/s320/Ferdinanda+Wugadje.jpg)
PENTUNGAN PENJAGA ANAK-ANAK
“Saat anak- anak masih tertidur, saya harus meninggalkan mereka. Hatiku tak tega, namun mau bagaimana lagi,”
Rumah sederhana yang terletak di Polimak dekat jalan raya Entrop- Jayapura ini tertata apik. Tampak perempuan paruh baya sedang asyik menimang buah hatinya. Tangannya yang lembut memberi ketenangan dan kehangatan bagi sang bayi, yang sedang terlelap tidur dalam dekapan sang ibu.
Ferdinanda Wugadje, yang biasa disapa Bu Nanda, sudah tak asing lagi bagi siswa- siswi maupun para guru Sekolah Kalam Kudus. Ibu Nanda yang kesehariannya bekerja sebagai cleaning service di sekolah tersebut selalu terlihat ceria. Ia menekuni pekerjaan ini sejak tahun 2004 hingga tahun 2007.
Berkat keuletan dan kesetiaannya dalam melakukan pekerjaan kecil ini, akhirnya pada tahun 2007 ia dipercaya untuk menjadi Satpam. “Pada saat itu, pihak sekolah membutuhkan seorang Satpam perempuan dan menyuruh saya mencarinya. Dengan memberanikan diri saya menawarkan diri supaya diangkat menjadi Satpam, akhirnya koordinator sekolah mengatakan supaya saya menanyakan persetujuan suami dan suami saya setuju,” kata suami dari Wetsy Pihahei ini.
Wanita, kelahiran Sorong, 3 November 1973 ini mengaku bersyukur mendapat pekerjaan tetap, walaupun sebagai security, namun bagi perempuan beranak tiga ini, pekerjaan itu sangat berarti demi meringankan beban hidup dan membantu suami. “Sekarang mencari pekerjaan susah, apalagi saya hanya tamatan SMP mau kerja apa,” kata ibu yang bercita- cita menjadi Polwan ini.
Menjalani pekerjaan sebagai security memang membutuhkan kesabaran dan kewaspadaan. Apalagi Nanda dituntut untuk menjaga anak- anak TK (Taman Kanak- kanak) dan mengawasi orangtua yang mengantar atau menjemput, demi keamanan. “Anak TK perlu diawasi karena belum tau apa- apa, kalau SD atau SMP nga masalah,” kata ibu yang hobi main volly ini.
Disiplin, tepat waktu dan bertanggungjawab itulah prinsip yang diterapkan Nanda dalam menjalankan tugasnya sebagai security. Walaupun konsekuensi dalam melaksanakan tugasnya kadang- kadang harus beradu mulut dengan orangtua murid yang meminta gerbang pintu dibuka pada padahal sudah terlambat. Namun ia tetap konsisten pada aturan sekolah yang ada. “Kalau jam 7.30 gerbang sudah tutup, namun ada orangtua murid berusaha memaksa masuk, supaya anaknya dapat mengikuti proses belajar,” kata Nanda
“Ada juga anak- anak yang terlambat melapor keorangtuanya, dan orangtuanya itu ngamuk ke kita,” kata Nanda. Tantangan itulah yang membentuk Nanda tetap bersemangat menjalankan tugasnya. Apalagi Ia melakukan tugasnya mulai pukul 06.00 sampai 14.00. Ia merasa enjoy dengan pekerjaan ini, walaupun buah hatinya yang baru dilahirkan beberapa pekan lalu harus ditinggalkan. “Saya tidak seperti ibu- ibu yang lain, yang pagi- pagi menyiapkan makanan untuk anak- anaknya, namun setiap pagi saya harus berangkat, pada saat anak- anak masih tertidur,” kata ibu security ini. (Jon/CR 7)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar