Rabu, 09 Desember 2009


PERSIDAFON JUNIOR MENGEJAR PRESTASI

“Sejak terjadi perubahan manajemen dan terbuka bagi siapa saja yang penting bisa mengharumkan nama Persidafon”

Perkembangan sepakbola di tanah Papua belakangan ini memperlihatkan kemajuan pesat. Beberapa klub yang bermarkas di pulau paling timur Indonesia ini mampu menunjukkan penampilan dan mampu bersaing dengan klub-klub dari daerah lain. Keberhasilan ini tidak lepas dari pembinaan berjenjang yang diterapkan club yang dipadukan dengan talenta-talenta berbakat putra asli daerah ini. Salah satu klub yang saat ini sudah dikelola secara profesional yaitu Persatuan Sepakbola Indonesia Dafonsoro (Persidafon Dafonsoro) yang bermarkas di Sentani, Kabupaten Jayapura.

Disamping tim senior yang saat ini sudah berkompetisi di Divisi Utama Liga Indonesia, Persidafon juga melakukan pembinaan terhadap pemain berdasarkan kelompok umur. Saat ini kelompok umur dibina adalah Kelompok Umur 21 dan Kelompok Umur 18. Menurut Manejer Persidafon untuk Kelompok Umur 18 Alfius Demena, SE.MM tim ini terbentuk sejak tahun 1997. Pemain pemain yang tergabung dalam Kelompok Umur 18 tahun sebagian besar merupakan hasil seleksi yang dilakukan oleh tim pemantau, yang menjaring bakat-bakat potensial dari daerah ini. Bebrapa persyaratan yang mesti dipenuhi oleh pemain seperti kondisi fisik yang sehat berdasarkan rekomendasi dari dokter, usia yang belum melewati 18 tahun berdasarkan ijazah dan KTP, serta surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian. “Sebagian besar merupakan pelajar tingkat SLTA, dan jika umurnya telah melewati 18 tahun maka pemain bersangkutan akan masuk di tim Persidafon kelompok umur 21 tahun,” ungkap Demena.

Walaupun baru terbentuk, namun beberapa prestasi membanggakan sudah ditorehkan tim ini. Tahun 2008 Persidafon berhasil menjadi juara pertama turnamen Kapolda Cup, setelah mengandaskan PSBS Biak di final. Bahkan gelar tersebut di raih setelah di babak sebelumnya menghempaskan tim kuat yang juga juara bertahan Persipura Jayapura. Tahun 2009 Persidafon kembali tampil di turnamen yang sama, dengan status juara bertahan, Persidafon bergabung di grup A bersama Persipura Jayapura, Persiwa Wamena, dan Persinab Nabire.

Setelah lolos dari babak penyisihan grup di bawah Persipura, Persidafon melenggang ke semifinal namun kali ini perlawanan sengit dari tim lawan menyebabkan James Yoku dan kawan-kawan harus puas menempati peringkat ketiga setelah dikalahkan tim kuda hitam Perseru Serui. “Persiapan kami mengikuti turnamen ini hanya satu minggu, undangan panitia yang terlambat masuk. Di semifinal kami harus mengakui keunggulan tim Perseru Serui. Meskipun gagal jadi yang terbaik namun kami tetap bangga. Tahun depan kami pasti lebih baik,” kata pelatih Edward Katunggung. Menurut Edward anak asuhnya sangat bersemangat dalam berlatih sehingga kualitas mereka cepat terasah, apalagi jika akan menghadapi sebuah pertandingan. Prestasi diatas juga diimbangi dengan fasilitas yang disediakan oleh pengelola club. ”Kesejahteraan dan fasilitas para pemain selalu diutamakan untuk memompa semangat anak”, kata Demena.

Tidak tanggung- tanggung target kompetisi yang akan diadakan bulan Oktober mendatang pihak manajemen menganggarkan Rp 2 Millir untuk kebutuhan tim untuk usia 18 dan usia 21, melalui Rencana Anggaran Kegiatan Diaspora. Dana tersebut digunakan untuk uang saku pemain dan biaya operasional baik penginapan selama di mess dan untuk pelatih. Semangat para pemain juga semakin terlecut setelah Stadion Barnabas Youwe, Sentani akan digunakan dalam kompetisi bulan Oktober mendatang. Stadion yang luasnya 5 hektar ini akan dipastikan menjadi stadion terbaik di Papua.

Rencananya stadion ini akan diresmikan dengan mengadakan pertandingan persahabatan antara lima tim asal Papua yang akan berlaga di Indonesia Super League (ISL) dan divisi utama kompetisi PSSI, yaitu Persipura Jayapura, Persiwa Wamena, Persiram Raja Ampat, Perseman Manokwari, dan Persidafon sendiri sebagai tuan rumah. Sementara itu Alfius Damena yang juga menjabat kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Jayapura sudah merencanakan berbagai program untuk memajukan olahraga di wilayahnya, seperti pembangunan sarana di empat daerah pembangunan yaitu Depapre, Demta, Genyem, dan Lere, dengan memperhatikan setiap potensi di daerah tersebut.

Kini sebuah jalan telah diretas dengan sistim pembinaan yang berjenjang dan melalui dukungan dari berbagai pihak termasuk sang kepala daerah Habel Melkias Suwae, S.Sos yang selalu memberikan spirit baik moral maupun materi, tim berjuluk Gabus Sentani ini siap menjelma dan menelurkan pemain dengan skill dan kemampuan mengolah si kulit bundar yang handal. (Jon/CR 7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar