![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX19Y0kGKQhek5KZgIx-98retdBLXxIo_kcPP2ChDCzekKGvNM_qQ3rbqWd2Z4OOPY6eGBMfxBKUJwSiqPovPMrHq7c-wQI6zgFB8ftvo4v08M3ShOedpNfQtcUY7S8mn4C7WepQfppcg/s320/Isak+Arongiar+(Sebelah+kiri)+dan+Agus+Fonataba+(Paling+kanan),+Penjual+ikan+di+Pasar+Hamadi-Jayapura.(2).jpg)
USAHA MIKRO BUTUH SUNTIKAN DANA PERBANKAN
Guna mengembangkan kegiatan usaha kecil menengah (usaha mikro-red) di Kota Jayapura, pelayanan dan uluran tangan pihak perbankkan sangat diharapkan. Suntikan dana melalui kredit yang diberikan memberi kemudahan dalam pengembangan usaha kelas mikro. Agus Fonataba, penjual ikan di Pasar Hamadi merasakan manfaatnya dari pinjaman perbankan. Usaha jualan ikannya sempat mandek akibat kekurangan dana. Tetapi sejak mendapat suntikan dana dari perbankan, usaha jualan ikannya dapat berjalan dan kembali normal. Tidak hanya itu, keuntungan dari jualannya bisa ditabung. “Anggsurannya setiap bulan ke bank, jadi lebih mudah,” kata Fonataba. Ia mendapat Informasi adanya kredit lunak dari pegawai bank yang sedang memberi sosialisai kepada pedagang. Informasi tersebut langsung ditindak lanjuti Fonataba, melengkapi persyaratan yang dibutuhkan, seperti fotokopi KTP, Kartu Keluarga dan jaminannya berupa meja jualan dan rumahnya. Semuanya berjalan dengan cepat. “Saya pinjam Rp 5 juta, tetapi pihak bank hanya memberikan Rp 3 juta,” kata Fonataba.
Berbeda dengan Isak Arongiar yang kesal terhadap pelayanan bank. Usahanya sedang membutuhkan pinjaman, tetapi pihak bank tidak memberi pinjaman. Menurut Arongiar, alasan pihak bank tidak memberi pinjaman karena tidak ada agunan/jaminan yang dapat diberikan kepada pihak bank. “Kita orang kecil mau kasi jaminan apa. Seharusnya pihak bank jangan mempersulit kita dengan persyaratan yang rumit. Fotokopi KTP dan Kartu Keluarga saja sudah cukup, ini kok minta agunan segala, ya mana kita punya” kata Arongiar. Ia tidak respon mengenai sosialisasi pihak perbankan. Usaha berjualan ikan saat ini bisa berlanjut karena pinjaman dari koperasi. “Daripada kita dipersulit di bank, mendingan pinjam di koperasi langsung diberikan, walaupun bunga agak tinggi, tapi batin ini puas,” katanya. Sulitnya mendapat pinjaman dari bank dibenarkan teman-teman Arongiar yang sama-sama berjualan ikan. Menurut Jettry, Kepala Unit Pemasaran Produk UMKM dan Kredit Program Bank Papua, guna mengembangkan usaha mikro di Kota Jayapura, pihak perbankan berkerjasama dengan Pemerintah Daerah Provinsi Papua memberi kesempatan kepada Mama-mama pedagang asli Papua mengembangkan usahanya melalui suntikan dana pinjaman/kredit dari bank dengan suku bunga rendah. Pinjaman yang bisa didapatkan maksimal 5 juta dengan melengkapi persyaratan sesuai prosedur administrasi perbankan, seperti foto kopi KTP (Suami/isteri, kalau sudah berkeluarga), fotokopi kartu keluarga, surat keterangan usaha dari lurah, fotokopi rekening listrik, pasphoto suami isteri dua lembar, lokasi tempat usaha dan tabungan harus di bank Papua. “Karena ini kerjasama dengan Pemda, maka kredit ini difokuskan kepada Mama-mama asli Papua demi pembinaan,” kata Jettry.
Kredit yang diberikan jumlahnya tidak semuanya sama, perlu pengkajian dari pihak perbankan yang turun kelapangan guna memastikan besarnya dana yang akan diberikan, sehingga tidak memberatkan mama-mama yang melakukan kredit dalam mengangsurkan bulanannya. “Kalau kita asal memberi, bisa-bisa kita mematikan usahanya karena tidak mampu mengangsurkan kreditnya,” Sosialisasi terus dilakukan guna memberi informasi yang jelas kepada mama-mama di pasar, karena kendala selama ini masih ada masyarakat yang berasumsi kredit adalah bantuan cuma-cuma yang tidak dikembalikan. Tidak hanya itu image negatif masyarakat terhadap perbankan yang memberi pelayanan kredit kelas mikro selalu dipersulit dengan persyaratan yang memberatkan, apalagi waktunya relatif lama. Jettry mengakui pelayanan relatif lama akibat prosedur administrasi dan kekurangan tenaga di lapangan. “Kalau mama-mama sudah biasa ke bank, sebenarnya tidak sulit dalam pengurusannya, dan saya berharap dengan adanya bantuan ini, usaha Mama-mama bisa berkembang lebih baik,” kata Jettry.
Menurut Ayub Marbo, S.IP, Kepala seksi perdagangan dalam negeri, Provinsi Papua mengatakan pihak perbankan tidak mempersulit masyarakat dalam transaksi peminjaman, tetapi masyarakat sendiri yang merasa keberatan karena masyarakat tidak biasa berurusan dengan perbankan. Masyarakat belum paham mengenai proseduran persyaratan yang diberlakukan pihak perbankan. Oleh sebab itu dibutuhkan komunikasi yang baik antara perbankan dengan pedagang ekonomi mikro, sehinga sosialisasi yang disampaikan pihak perbankan dapat diterima dengan baik oleh pedagang. Di sisi lain, perbankan membutuhkan jaminan yang tidak bisa dipenuhi pihak peminjam, karena kebanyakan pedagang tidak memiliki modal, tabungan, apalagi rumah yang bisa sebagai jaminan peminjaman. “Itukan manajemen perbankan,” kata Ayub. Ia mengakui kebutuhan jasa dan perdagangan di Papua paling menonjol. Dalam hal ini peran Pemerintah sangat diharapkan dalam menopang keberadaan pedagang kaki lima/ mama-mama pedagang sehingga bertumbuh dalam usahanya. “Kita hanya melirik saja, tetapi tidak pernah memberi perhatian sepenuhnya kepada mereka (PKL),” kata Ayub. Meskipun keterbatasan anggaran, Disperindagkop tetap memberi perhatian dalam rangka pemberdayaan ekonomi mikro di pesisir pantai dan danau, telah mengadakan diklat cara pembuatan perahu tempel, cara pengasapan ikan serta pemberian tenda bagi pedagang ikan. “Fakta, perekonomian kita dalam keadaan goncang, tetapi PKL tetap eksis, tidak mengalami goncangan. Kunci keberhasilan pemberdayaan ekonomi mikro ada di tangan pemerintah,” kata Ayub.
Pedagang kaki lima harus diperhatikan secara serius guna penciptaan lapangan pekerjaan. Tidak hanya itu, setiap pedagang harus digiring dalam naluri untuk menabung. Kesukaan menabung harus digalakan sehingga timbul kemandirian terhadap pedagang itu sendiri. Ia memberi contoh dalam sektor perikanan, di mana pemerintah memberi kail, umpan, perahu tempel dan bensin, yang dibutuhkan adalah usaha nelayan tersebut untuk berusaha. Hasilnya ditabung untuk perputaran usahanya kedepan. “Saya berharap ada komunikasi yang baik antara perbankan dan pedagang. Pedagang kaki lima butuh bahasa yang mudah dimengerti,” kata ayub. (Jon/CR 7)
Halo semua,
BalasHapusNama saya Tuan, Rugare Sim. Saya tinggal di Belanda dan saya orang yang bahagia hari ini? dan saya mengatakan pada diri saya bahwa setiap pemberi pinjaman yang menyelamatkan saya dan keluarga saya dari situasi kami yang buruk, saya akan merujuk siapa saja yang mencari pinjaman kepadanya, dia memberikan kebahagiaan untuk saya dan keluarga saya, saya membutuhkan pinjaman sebesar $ 300,000.00 untuk memulai hidup saya sebagai seorang ayah tunggal dengan 2 anak saya bertemu dengan orang yang jujur dan Allah takut kepada pemberi pinjaman yang membantu saya dengan pinjaman sebesar $ 300.000,00, dia adalah orang yang takut akan Allah, jika Anda membutuhkan pinjaman dan Anda akan membayar kembali pinjaman, silakan hubungi dia mengatakan kepadanya bahwa (Mr, Rugare Sim) merujuk Anda kepadanya. Hubungi Mr, Mohamed Careen melalui email: (arabloanfirmserves@gmail.com)
FORMULIR INFORMASI APLIKASI PINJAMAN
Nama depan......
Nama tengah.....
2) Jenis Kelamin: .........
3) Jumlah Pinjaman Yang Dibutuhkan: .........
4) Durasi Pinjaman: .........
5) Negara: .........
6) Alamat Rumah: .........
7) Nomor Ponsel: .........
8) Alamat email ..........
9) Penghasilan Bulanan: .....................
10) Pekerjaan: ...........................
11) Situs mana yang Anda di sini aboutus .....................
Terima kasih dan Salam.
Email arabloanfirmserves@gmail.com
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut